Pencarian Nelayan Hilang Berlanjut
TAPAKTUAN - Setelah
dilakukan pencarian selama tiga hari, akhirnya Army Syahputra (26),
anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan yang
hilang terseret arus saat bertugas menyelamatkan korban banjir, Sabtu
(11/5) ditemukan tak bernyawa, Senin (13/5) pada jarak sekitar 3 mil
dari bibir pantai Desa Panjupian, Kecamatan Tapaktuan.
Ketua
Satgas SAR Aceh Selatan, May Fendri SE yang terlibat langsung dalam misi
pencarian korban kepada Serambi mengatakan, jasad Army ditemukan Senin
(13/5) sekira pukul 10.00 WIB dalam kondisi terapung. “Korban ditemukan
pada jarak tiga mil dari bibir pantai dalam posisi telungkup dan
mengapung,” kata May Fendri.
Menurut May Fendry, pencarian juga
melibatkan 12 orang nelayan atas bantuan Panglima Laot. “Kami meminta
kepada Panglima Laot agar melibatkan nelayan. Alhamdulillah setelah tiga
hari dicari, korban ditemukan, walau sudah tak bernyawa,” katanya.
Laporan
lain menyebutkan, banjir bandang yang menerjang Kluet Raya menyebabkan
seorang bocah bernama Muhammad Akhyar (5) meninggal dunia akibat
terseret air bah.
“Bocah tersebut adalah anak dari pasangan
Samsuar (45) dan Rusmawati (32), warga Dusun Rimeh, Desa Krueng Batu,
Kluet Utara,” lapor tokoh masyarakat Kluet, Zaiton Ludny kepada Serambi,
Senin (13/5). Korban meninggal akibat diterjang banjir bandang saat
bermain di halaman rumahnya, Minggu (12/5). “Korban ditemukan kritis di
saluran irigasi dan sempat dibawa ke Puskesmas Kotafajar, tapi nyawanya
tidak tertolong,” kata Zaiton.
Pencarian nelayan hilang akibat
badai yang menerjang Jumat lalu terus berlanjut hingga Senin (13/5).
Sebagian besar anggota keluarga dari 12 nelayan yang hilang tersebut
bertahan di Posko Penanggulangan Bencana dalam Kompleks Kantor Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Abdya, sekitar lokasi Pelabuhan Pendaratan
Ikan (PPI) Pantai Ujong Serangga, Kecamatan Susoh.
Di antara
keluarga yang bertahan di posko utama adalah Ny Nurdalima (30), istri
dari Salihin (45) nelayan yang hilang sejak Jumat (10/5) dini hari.
Nurdalima, warga Desa Alue Dama, Kecamatan Setia, Abdya, sudah tiga hari
menunggu di posko didampingi tiga anaknya, Hasbi (12), Eka Oktaviani
(7), dan Susi (6). “Saya dan anak-anak terus berdoa semoga suami saya
selamat,” ujar Nurdalima penuh harap.
Anggota keluarga yang lain
yang menunggu di posko adalah Ramli (66) dari Desa Meurandeh, Krueng
Raya, Kabupaten Aceh Besar. Ramli tiba di Susoh, Minggu (12/5) malam,
setelah menempuh perjalanan darat dari Krueng Raya menggunakan sepeda
motor dibonceng anggota keluarga yang lain. Ramli sangat berharap
anaknya, Mariadi alias Adi (31), salah satu dari 12 nelayan yang hilang
bisa ditemukan dalam keadaan selamat.(nun)
No comments:
Post a Comment