Foto : Trio Aceh Zulfiandi, Miftahul Hamdi & Hendra Sandi Gunawan
BANDA ACEH - Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang bertepatan 14 Januari 2014 membuat trio Aceh di Timnas U-19teringat akan kampung halamannya di Tanah Rencong. Miftahul Hamdi, Zulfiandi, dan Hendra Sandi Gunawan merasakan suasana berbeda di Yogyakarta. Biasanya di Aceh akan banyak khanduri maulid dari pertama, kedua dan terakhir. Biasanya berlangsung selama dua bulan di kampung-kampung bersamaan dengan acara dakwah di masjid atau di meunasah.
Seperti diakui Miftahul Hamdi kepada Serambi kemarin, mereka merindukan suasana maulid bersama keluarga di kampung. Sebab di Yogyakarta mereka tidak merasakan suasana yang ada di Aceh. Peringatan maulid digelar setelah shalat Isya bersama dilanjutkan zikir yang diselingi tabuhan rebana oleh anak-anak pesantren di Yogyakarta. Kemudian berlanjut ke acara pemotongan nasi tumpeng oleh Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri. “Kami teringat nasi maulid di Aceh yang dibungkus daun pisang. Karena di sini tak semeriah di Aceh,” ujar pemain kelahiran Iboih, Simpang Tiga, Pidie, 13 Desember 1995.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Hendra Sandi Gunawan yang mengaku ikut sedih tak bisa menikmati suasana maulid di Aceh. Bahkan meski dulu sering makan nasi di Aceh, tapi kesempatan makan nasi maulid yang dibungkus daun pisang terasa berbeda. Apalagi, tiap kampung saling mengundang untuk menikmati nasi maulid. Kemudian ceramah agama tiap kampung hingga membuat maulid di Aceh sangat berbeda. “Ingin juga makan nasi maulid. Karena suasananya lebih meriah di gampong,” ungkap gelandang kelahiran Kota Fajar, Aceh Selatan, 10 Febuari 1995.
Bahkan, Zulfiandi mengatakan, ingin pulang kampung saat maulid. Karena gelandang kelahiran Bireuen 17 Juli 1995 ingin makan nasi maulid di gampong kelahirannya. Peringatan maulid nabi di Aceh lebih lama ketimbang di Yogyakarta yang hanya sehari. Tapi apa boleh buat karena tak bisa pulang dan harus ikut latihan. Jadwal latihan sebutnya sangat ketat tiap hari empat jam pada pagi dan sore hari, kecuali Sabtu dan Minggu. “Paling hanya bisa komunikasi melalui HP untuk bicara tentang maulid,” ujarnya.
Seperti diketahui, trio Aceh di Timnas U-19menjalani pemusatan pelatihan tahap pertama di Kompleks Kusuma Agrowisata Batu, Jawa Timur. TC tahap pertama yang diikuti 34 pemain berakhir Januari 2014 dan lebih fokus meningkatkan kondisi fisik. Kemudian di kompleks Universitas Negeri Yogyakarta. Para pemain digembleng dengan materi latihan teknik dan taktik. Disamping itu, pemain Timnas U-19dijadwalkan bakal melakoni laga-laga uji coba, termasuk dengan tim-tim luar.
BANDA ACEH - Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang bertepatan 14 Januari 2014 membuat trio Aceh di Timnas U-19teringat akan kampung halamannya di Tanah Rencong. Miftahul Hamdi, Zulfiandi, dan Hendra Sandi Gunawan merasakan suasana berbeda di Yogyakarta. Biasanya di Aceh akan banyak khanduri maulid dari pertama, kedua dan terakhir. Biasanya berlangsung selama dua bulan di kampung-kampung bersamaan dengan acara dakwah di masjid atau di meunasah.
Seperti diakui Miftahul Hamdi kepada Serambi kemarin, mereka merindukan suasana maulid bersama keluarga di kampung. Sebab di Yogyakarta mereka tidak merasakan suasana yang ada di Aceh. Peringatan maulid digelar setelah shalat Isya bersama dilanjutkan zikir yang diselingi tabuhan rebana oleh anak-anak pesantren di Yogyakarta. Kemudian berlanjut ke acara pemotongan nasi tumpeng oleh Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri. “Kami teringat nasi maulid di Aceh yang dibungkus daun pisang. Karena di sini tak semeriah di Aceh,” ujar pemain kelahiran Iboih, Simpang Tiga, Pidie, 13 Desember 1995.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Hendra Sandi Gunawan yang mengaku ikut sedih tak bisa menikmati suasana maulid di Aceh. Bahkan meski dulu sering makan nasi di Aceh, tapi kesempatan makan nasi maulid yang dibungkus daun pisang terasa berbeda. Apalagi, tiap kampung saling mengundang untuk menikmati nasi maulid. Kemudian ceramah agama tiap kampung hingga membuat maulid di Aceh sangat berbeda. “Ingin juga makan nasi maulid. Karena suasananya lebih meriah di gampong,” ungkap gelandang kelahiran Kota Fajar, Aceh Selatan, 10 Febuari 1995.
Bahkan, Zulfiandi mengatakan, ingin pulang kampung saat maulid. Karena gelandang kelahiran Bireuen 17 Juli 1995 ingin makan nasi maulid di gampong kelahirannya. Peringatan maulid nabi di Aceh lebih lama ketimbang di Yogyakarta yang hanya sehari. Tapi apa boleh buat karena tak bisa pulang dan harus ikut latihan. Jadwal latihan sebutnya sangat ketat tiap hari empat jam pada pagi dan sore hari, kecuali Sabtu dan Minggu. “Paling hanya bisa komunikasi melalui HP untuk bicara tentang maulid,” ujarnya.
Seperti diketahui, trio Aceh di Timnas U-19menjalani pemusatan pelatihan tahap pertama di Kompleks Kusuma Agrowisata Batu, Jawa Timur. TC tahap pertama yang diikuti 34 pemain berakhir Januari 2014 dan lebih fokus meningkatkan kondisi fisik. Kemudian di kompleks Universitas Negeri Yogyakarta. Para pemain digembleng dengan materi latihan teknik dan taktik. Disamping itu, pemain Timnas U-19dijadwalkan bakal melakoni laga-laga uji coba, termasuk dengan tim-tim luar.
No comments:
Post a Comment