FMIPA Unsyiah :
Bijih Besi di Aceh Bermineral Tinggi, Stop Ekspor Bijih Besi Ke China !
Foto : Ahmad Benyamin memperlihatkan pecahan batu mengandung kadar biji
besi di lokasi penambangan, Desa Jantang, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar
Banda Aceh :
Menurut Zulkarnain, timnya sudah melakukan identifikasi fasa
menggunakan teknik difraksi sinar-X. Hasilnya, bijih besi yang terdapat
di Lhoong dan Lampakuk (Aceh Besar), kemudian Manggamat (Aceh Selatan),
dan Babahrot (Abdya) merupakan bijih besi yang potensial, didominasi
oleh senyawa hematite (Fe2O3) dan magnetite (Fe3O4).
Untuk
mengetahui kandungan mineral di dalam bijih besi tersebut, kata
Zulkarnain, pihaknya melakukan identifikasi dengan teknik fluoresensi
sinar-X. Dengan cara ini akhirnya diketahui bahwa bijih besi Lhoong
memiliki kandungan hematite mencapai 93,88% dan bijih besi Manggamat
sebesar 85,31 %. Adapun bijih besi di Lampakuk didominasi oleh jenis
magnetite sebesar 86,81%, sedangkan di Babahrot 79,22%.
"Saat ini kami sedang lakukan identifikasi untuk melihat karateristik bijih besi di daerah Subulussalam," sebutnya.
Menariknya lagi, kata Zulkarnain, hasil pengukuran sifat kemagnetan pada bijih besi Aceh, di sa
"Bijih besi dimaksud terlebih dulu kami reduksi menjadi serbuk berskala
nano secara mekanis (mechanical milling). Karena itu, sangat
disayangkan jika mineral itu diekspor secara mentah, umumnya ke Cina.
Hasil olahan di negeri Cina, lalu dikirim lagi ke kita dalam bentuk
barang jadi dengan nilai jual yang lebih tinggi. Alhasil, nilai
tambahnya justru dinikmati oleh Cina," kata peneliti tersebut.
"Sudah saatnya kita tidak menjual lagi hasil kekayaan kita secara murah ke negeri luar," demikian Zulkarnain Jalil.
No comments:
Post a Comment