JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Golkar Indra J Piliang angkat bicara mengenai insiden "es tebu" yang melibatkan Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie alias Ical yang terjadi di Jambi, Senin (4/11/2013).
Melalui akun Twitter-nya @IndraJPiliang, Indra mengaku tersenyum
sendiri membaca pemberitaan mengenai es tebu yang belum dibayar. Insiden
itu, kata dia, menjadi bahan candaan di kalangan kader Golkar di Jambi.
Seperti diberitakan, Ical datang ke Jambi untuk menghadiri
pelantikan Sy Fasha dan Abdullah Sani sebagai Wali Kota dan Wakil Wali
Kota Jambi periode 2013-2018. Seusai acara, Ical dan para tukang sapu
dan tukang ojek makan di Rumah Makan Munir yang letaknya di seberang
kantor DPD Golkar Jambi.
Seusai makan, Ical mencoba minuman es tebu yang dijual di depan
rumah makan. Singkat cerita, seusai minum, tidak ada yang membayar.
Padahal, menurut pedagang es tebu, Acit, jumlah pembelinya sampai
ratusan orang. Ketika ditagih, Acit pun "dipingpong".
Indra bercerita, para kader Golkar yang datang ke kantor DPD
Golkar Jambi biasa makan di Rumah Makan Munir dan meminum es tebu.
Biasanya, kalau kader Golkar makan dan memesan es tebu, pedagang es tebu
akan lapor ke pemilik rumah makan. Mereka sudah saling kenal.
Indra mengatakan, caleg DPR dari Golkar bernama Pinto ketika itu
membayar Rp 50.000 kepada pedagang es tebu lantaran dipikir tak sampai
25 orang yang memesan es tebu. "Ditolak yang jualan," kata Indra.
Menurut Indra, jumlah orang yang memesan es tebu tak sampai 100
orang. Setelah dihitung, kata Indra, hanya ada 55 orang yang memesan.
"Jadi, dibayar Rp 110.000. Ada lebihnya lah," kata dia.
Masalah es tebu dianggap sudah selesai. Sampai sekarang, kata
dia, Acit tetap berjualan es tebu di tempat yang sama. "Kader-kader
Partai Golkar senang dengan 'insiden es tebu' ini. Tahu peta. Mengerti
nama-nama besar di socmed," kata Indra di akhir tweet-nya.
No comments:
Post a Comment