"Karena itu saat saya dilantik jadi Pangab,
saya izin ke Presiden Habibie untuk pergi ke Aceh dan mencabut status
DOM, waktu saya umumkan itu secara langsung rakyat Aceh begitu gembira
dan histeris sampai saya mau dijadikan orang keramat oleh mereka,"ujar Wiranto
JAKARTA - Ketua Umum Partai HanuraWiranto kerap dituding terlibat dalam
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), seperti kasus Aceh dan juga
penculikan yang dilakukan tentara.
Saat disinggung soal tudingan
tersebut, pensiunan Jenderal bintang empat itu mengaku aneh bisa dituduh
terlibat dalam kasus pelanggaran HAM, karena ia justru merupakan orang
yang tidak setuju dan mengupayakan dihentikannya tindakan-tindakan
tersebut.
"Termasuk juga masalah Aceh, banyak yang bilang saya
melanggar HAM di Aceh, disana ada operasi jaring merah yang sejak 1987
memberantas Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Aceh, disana mereka
menyebutnya gerakan kemerdekaan, itu semua jadi korban, baik TNI, GPK,
maupun rakyat Aceh," ujar Wiranto di Jakarta,
Saat itu rakyat
Aceh balik bertanya, kenapa tentara mengejar-ngejar mereka, padahal
rakyat Aceh pada awal kemerdekaan dengan sukarela menyerahkan harta
benda mereka untuk membantu pemerintah RI membeli pesawat pertama,
kenapa sekarang mereka justru dicurigai.
"Saya cabut DOM, dengan menarik pasukan yang bukan organik aceh." tambah Wiranto.
Begitu juga dengan tindakan penculikan aktivis oleh tentara, ia juga
mengaku tidak tahu karena gerakannya tidak dilaporkan ke atas. Ia
mengakui adanya aksi tersebut, namun ia menyebut dirinya adalah orang
yang paling gencar meminta dan mengupayakan kasus tersebut dibongkar.
"Hal itu (penculikan) tidak sesuai dengan pemikiran saya, saya justru
mendorong untuk membongkar dan mengambil tindakan ke pelaku penculikan,
lalu saya tanya saya terlibat dimana?. Saya tidak membela diri, saya
hanya nyatakan kenyataannya," tandasnya.
No comments:
Post a Comment