Friday, July 19, 2013
Ulama Aceh Khawatirkan Budaya Buruk "Asmara Subuh" dan Balap Liar di Bulan Suci Ramadhan
"Kegiatan 'asmara subuh' itu salah satu penyakit masyarakat Dan Kami Minta Polisi Menertibkan Balap Liar Yang Menggangu Kenyamanan Masyarakat Bertadarus" kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh Tgk Faisal Ali di Banda Aceh
Foto : Tgk Faisal Ali
BANDA ACEH -- Kalangan ulama Aceh mengimbau pemerintah dan pihak berwenang lainnya untuk mengawasi kegiatan jalan pagi atau "asmara subuh" yang dilakukan kawula muda dan mudi pada setiap Ramadhan karena kerap terjadi penyimpangan Syariat Islam.
Sebab, katanya, kegiatan jalan pagi muda-mudi setelah shalat subuh atau "asmara subuh" itu dikatakan menyimpang karena bercampur baurnya laki-laki dan perempuan yang jelas-jelas bukan muhrim.
Aceh, ia menyebutkan sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang berkomitmen menjalankan Syariat Islam, sehingga berbagai kegiatan pelanggaran syariah menjadi kewajiban pemerintah untuk melarangnya.
Selain itu, Faisal Ali yang juga Ketua PWNU Aceh mengimbau aparat kepolisian khususnya untuk menertibkan aksi balapan liar kalangan remaja yang kerap dilakukan setelah shalat tarawih dan subuh di sejumlah ruas jalan terutama di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
"Aksi balapan liar remaja di jalan raya itu juga telah mengusik ketenangan dan ketertiban umum, jadi hal tersebut jelas melanggar hukum yang harus ditertibkan pihak kepolisian," katanya menambahkan.
Apalagi, jelas dia, aksi balapan liar itu bersamaan dengan pengajian Al Quran (tadarus) yang dilaksanakan di masjid dan meunasah-meunasah setiap malam selesai shalat tarawih, sehingga menganggu kegiatan ibadah tersebut pada malam-malam puasa Ramadhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment