info berita

Sunday, June 16, 2013

Kisah Husna, Bermula Dari Modal Jualan Pisang Goreng, Beralih Ke Bisnis Tas Impor Dengan Keuntungan Rp. 12 Juta/Per Bulan

* Selama di toko Bambi Bags Collection di Jalan T. Iskandar Nomor 53-54, Lambhuk., omzet penjualan kian meningkat. Tercatat, bulan pertama di toko, ia meraup laba bersih Rp6 juta. Keuntungan ini terus meningkat pada bulan-bulan setelahnya. Kini, keuntungan Husna mencapai Rp12 juta sebulan.

Banda Aceh - Lemari kaca yang berdiri di samping kanan dan kiri depan toko itu tak ubahnya seperti gerbang. Kedua lemari memuat tas wanita aneka warna dan model. Lampu mini warna kuning dan putih sebagai penerang dalam lemari menambah kesan glamor.

Sementara di dalam toko, ratusan tas juga terpajang rapi di rak kaca yang menempel di dinding. Bahkan, setiap gantungan di belakang toko terpajang tas aneka merek tenar seperti Gucci, Luis Vitton, Prada, dan Webe.

Pajangan berbagai model tas dengan warna-warna kontras ini terdapat di Bambi Bags Collection. Ini salah satu toko grosir tas impor dan lokal di Banda Aceh. Letaknya di Jalan T. Iskandar Nomor 53-54, Lambhuk.

Husna membuka usaha itu sejak 2010. Mulanya, Husna hanya penjual pisang goreng di Jalan Teungku Daud Beureueh, depan Prodia Banda Aceh. Usaha jualan tas digelutinya ketika ia pergi ke Jakarta bersama temannya pada Oktober 2010.

“Nah waktu di sana, kita jalan-jalan ke Tanah Abang. Di sanalah atas saran teman, saya memanfaatkan uang Rp3,5 juta belanja tas cewek untuk dijual kembali di Banda Aceh,” ujar Husna.

Modal Rp3,5 juta, waktu itu Husna membawa sekitar 50 buah tas berbagai model. Di benak Husna kala itu, ia ingin menjualnya untuk ibu rumah tangga, mahasiswi, dan remaja putri.

Tiba di Banda Aceh, sambil berjualan pisang goreng, Husna melego tasnya. Mulai dari keluarga dekat, teman, hingga pelanggan pisang goreng menjadi pembeli tasnya waktu itu.

Sebulan lebih, tas Husna ludes terjual. Dari sini ia melihat prospek berjualan tas cukup menjanjikan. Husna bertekad kembali mengumpulkan modal dari laba usaha pisang goreng.

Februari 2011, Husna kembali terbang ke Jakarta untuk berbelanja tas. Kali ini, jumlah tas yang ia beli mencapai ratusan. Ia pun memanfaatkan rumah kosnya sebagai tempat menjual tas. “Waktu itu, setiap ibu-ibu langganan pisang goreng, saya ajak ke rumah untuk melihat-lihat tas yang saya bawa pulang. Hampir semua mereka membeli tas waktu itu,” ujar ibu dua anak ini sambil tersenyum.

Pada 1 Januari 2013 ia menyewa toko di Lambhuk yang kemudian diberi nama Bambi Bags Collection. Di sini ia tak lagi menjual tas secara eceran, tetapi dalam jumlah banyak.

Selama di toko, omzet penjualan kian meningkat. Tercatat, bulan pertama di toko, ia meraup laba bersih Rp6 juta. Keuntungan ini terus meningkat pada bulan-bulan setelahnya. Kini, keuntungan Husna mencapai Rp12 juta sebulan.

Menurut Husna, keuntungan yang didapat karena tas yang dijualnya berkualitas, baik lokal maupun impor. Dari semua tas itu, Husna mengaku tidak mengambil untung banyak. Untuk tas merek lokal, harganya kisaran Rp90 ribu hingga Rp120 ribu, sedangkan merek impor dijualnya antara Rp300 ribu hingga Rp650 ribu.

Keberhasilannya dalam bisnis, kata Husna, pelajaran dari beban hidup yang pernah ia tanggung sebelumnya. “Itu makanya, saya terus berusaha apa pun cobaannya. Yang jelas dalam berbisnis, saya lebih memilih mengejar omzet keseluruhan daripada mengejar untung per satuan,” ujar Husna

No comments:

Post a Comment