CANBERRA - Kelompok
peretas alias hacker asal Indonesia kembali menyerang situs-situs milik
pemerintah Australia. Tidak tanggung-tanggung, kali ini yang jadi
sasaran adalah Australian Federal Police (AFP) dan bank sentral
Australia.
Aksi kelompok yang menamakan diri
"Anonymous Indonesia" itu menyebabkan situs AFP dan Bank sentral sulit
di kses oleh pengguna internet. Bahkan situs milik AFP sempat terpaksa
ditutup, meski saat ini sudah berjalan kembali.
"Pagi tadi ada yang berusaha menyerang
website kami tapi sudah ditangani. Saya tidak tahu siapa pelakunya tapi
pasti akan kami selidiki," ujar Komisioner AFP, Tony Negus seperti
dilansir dari ABC News, Kamis (21/11).
Negus memperingatkan para pelaku bahwa
perbuatannya adalah tindakan kriminal. Ia menambahkan, AFP tidak akan
main-main dalam menanggapi serangan hacker tersebut.
Sementara seorang juru bicara pihak
kepolisian mengatakan, situs yang diserang peretas Indonesia adalah
situs publik. Tidak ada rahasia atau informasi yang bersifat sensitif
disimpan di jaringan tersbut.
Anonymuos Indonesia menggunakan situs
jejaring sosial, Twitter untuk mengumumkan aksi mereka. Dalam salah satu
kicauannya, kelompok itu menegaskan bahwa mereka siap untuk berperang
dengan Australia.
Ini bukan kali pertama kelompok tersebut
melancarkan aksi terhadap situs-situs Australia. Minggu lalu, ratusan
situs baik milik pemerintah maupun swasta asal Australia juga mereka
serang.
Serangan ini muncul di tengah skandal
penyadapan yang dilakukan badan intelijen Australia, Directorate Signals
Defense (DSD) terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa
pejabat lain. Sampai saat ini, pemerintah Australia belum juga
memberikan klarifikasi serta meminta maaf atas operasi intelijen yang
berlangsung pada tahun 2009 itu.
Rabu (20/11), Presiden SBY telah
memerintahkan agar sejumlah kerjasama dengan Australia dihentikan
sementara. Termasuk kerjasama di bidang intelijen dan militer
No comments:
Post a Comment